Langsung ke konten utama

Mengenal Iguana: Ciri, Klasifikasi, Jenis, Perilaku, Makanan dan Cara Merawatnya

   Iguana merupakan salah satu jenis reptil dengan ciri adanya gelambir pada rahang bagian bawah. Hewan melata berdarah dingin ini sering salah disamakan dengan bunglon, sebab keduanya berbeda. Reptil ini adalah salah satu spesies anggota keluarga besar kadal Iguanidae, dengan nama ilmiah Iguana iguana. Semua iguana adalah reptil yang merupakan anggota ordo Squamata dan subordo Iguania dan famili Iguanidae. Lantas seperti apa ciri ciri iguana, klasifikasi, jenis, perilaku, makanan, dan cara merawatnya. Yuk simak ulasannya secara lengkap di bawah ini.. Ciri-ciri Iguana Berikut ini beberapa ciri-ciri iguana yang perlu diketahui: 1. Ukuran Tubuh Iguana memiliki tubuh yang besar dan ramping dengan ekor yang panjang. Umumnya, mereka memiliki kulit bersisik dan cakar yang kuat. 2. Gelambir Ciri khas utama iguana adalah adanya gelambir pada rahang bagian bawah yang dapat membesar saat mereka mengancam atau berkomunikasi. 3. Warna Tubuh Warna tubuh iguana bervariasi tergantung pada jenisnya. B

Mengenal Habitat dan Metamorfosis Capung



Capung adalah serangga indah yang sering kita jumpai di taman, persawahan atau halaman rumah. Meski terlihat kecil dan tidak berbahaya, sebenarnya capung adalah predator ganas dengan rahang tajam, penglihatan 360 derajat, kecepatan terbang 30 mil per jam dan memiliki kemampuan terbang mundur.

Capung merupakan hewan purba yang telah ada sejak 300 juta tahun lalu. Di Indonesia sendiri, hidup sekitar 900 jenis capung yang tersebar di berbagai wilayah.

Mengenal Capung

Capung yang juga disebut sibar-sibar dan capung jarum (jenis yang terkenal) adalah serangga dari bangsa Odonata. Serangga ini bertelur dan menghabisa masa pra-dewasa di lingkungan air, sehingga tidak dapat hidup jauh darinya.

Dalam beberapa bahasa daerah, capung memiliki penamaan seperti papatong di Sunda, kinjeng dan coblang di Jawa, dan kasasiur di Banjarmasin.

Sama seperti serangga lainnya, struktur tubuh capung terdiri dari tiga bagian, yakni kepala dengan mata besar, dada atau thorax dengan 4 sayap dengan tiga pasang kaki, serta perut atau abdomen yang terdri dari 10 segmen.

Capung yang berasal dari subordo Anisoptera dan Capung Jarum yang berasal dari subordo Zygoptera memiliki perbedaan yang relatif mudah dikenali. Capung pada umumnya memiliki ukuran tubuh relatif besar dan ketika hinggap maka sayapnya akan terbuka ke samping. Sedangkan Capung Jarum memiliki ukuran tubuh lebih kecil, bentuk abdomen mirip jarum dan ketika hingga hinggap maka sayapnya pada bagian punggungnya akan menutup atau menyatu.

Habitat dan Kebiasaan

Capung dan Capung Jarum hidup pada habitat-habitat seperti hutan sawah, kebun, sungai, danau, hingga kepemukiman desa dan perkotaan. Serangga ini mampu hidup di daerah pesisir pantai hingga daratan dengan ketinggian 3.000 mdpl dan bukan dianggap hama penggangu bagi manusia.
Serangga capung merupakan penerbang yang kuat dengan wilayah jelajah yang luas. Sedangkan Capung Jarum biasanya cenderung terbang rendah dan daya jelajahnya tidak terlalu luas.

Capung memiliki siklus hidup relatif singkat, yakni sekitar 6 bulan hingga maksimal enam atau tujuh tahun yang dimulai dari telur hingga dewasa. Serangga ini tidak dapat hidup jauh dari air, sebab mereka memiliki kebiasaan ketika bertelur akan menaruhnya di sekitar tanaman air yang menggenang, meskipun ada beberapa spesies yang meletakkannya di air yang agak berarus deras.

Setelah telur-telur capung menetas, tempaya atau larva capung akan hidup dan berkembang di dasar perairan, mengalami metamorfosis dan menjadi nimfa hingga keluar dari air menjadi capung dewasa.
Capung dewasa yang sering kita temukan sebenarnya hanya mampu hidup selama 4 bulan. Sebagian besar masa hidup capung dihabiskan dalam bentuk nimfa dengan sistem pernapasan insang internal di bawah permukaan air. Tempayak dan nimfa capung adalah hewan yang ganas, bahkan dapat memburu dan memangsa berudu dan ikan-ikan kecil. Ketika dewasa, capung mampu berburu nyamuk, lalat dan serangga lainnya.

Keberadaan populasi capung disuatu tempat dapat dijadikan indikator alami bahwa disekitar wilayah tersebut masih memiliki kualitas air dan lingkungan yang baik, serta bersih dari pencemaran.

Proses Matamorfosis Capung

Perubahan telur hingga capung dewasa memerlukan waktu yang cukup lama, bahkan hingga bertahun-tahun. Berikut ini adalah siklus hidup dan proses metamorfosis capung yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Tahap Pertama – Capung dewasa akan melakukan reproduksi dan menelurkan telurnya disekitar perairan bersih yang menggenang. Telur-telur tersebut berjumlah ratusan hingga ribuan yang diselimuti lendir yang licin. Setelah mencapai umur dua hari hingga satu minggu, kemudian akan menetaas menjadi. Pada wilayah dengan kondisi iklim dingin, telur capung memerlukan waktu menetas lebih lama.

2. Tahap Kedua – Setelah menetas, larva atau tempayak tersebut akan hidup di dasar perairan menggunakan sistem pernapasan insang internal. Meski hidup dalam habitat perairan, larva atau tempayak capung juga dapat dipindahkan ke daratan selama beberapa jam. Larva atau tempayak akan mengalami pergantian kulit selama periode tertentu hingga menjadi nimfa.

3. Tahap Ketiga – Fase nimfa adalah fase terlama dari siklus metamorfosis capung, bahkan mencapai 4 tahun. Nimfa merupakan hewan air yang mempunyai kemampuan berenang cepat dan gesti, sehingga menjadi predator ganas di perairan. Nimfa capung berukuran lebih besar dibanding nimfa serangga lainnya dan memiliki sifat kanibal jika mangsa di perairan tersebut sulit ditemukan. Selama menjadi nimfa, proses pergantian kulit juga terjadi secara berkala hingga 12 kali.

4. Tahap Keempat – Ketika nimfa telah tumbuh sempurna, maka nimfa akan keluar dari air dan mencari beberauan atau tumbuhan sebagai tempat metamorfosis menjadi capung dewasa. Kulit lama nimfa (exuvia) akan terlepas dan berubah menjadi capung muda. Metamorfosis yang terjadi pada capung merupakan metamofosis tidak sempurna, karena tidak melalui tahap menjadi kepompong. Capung dewasa umumnya hanya hidup selama 2 bulan hingga maksimal 4 bulan dan hidup dengan memakan serangga-serangga yang lebih kecil, seperti nyamuk. Akan tetapi, capung juga menjadi mangsa dari beberapa hewan reptil seperti kadal, bunglon, katak, dan sebagainya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tertusuk Bulu Babi, Ini Pertolongan Pertama yang Bisa Dilakukan

  Wisata Aceh Timur memang menawarkan segudang pesona yang memikat mata. Namun, kamu juga harus berhati-hati dengan potensi bahaya dari biota penghuninya, bulu babi misalnya. Jika sudah tertusuk, duri hewan yang juga dikenal dengan nama landak laut ini bisa menyebabkan gejala ringan hingga parah. Lantas, gimanasih pertolongan pertama yang tepat ketika tertusuk bulu babi? Pada dasarnya, hewan laut terseram ini memiliki dua sistem pertahanan, yaitu duri dan pedicellariae. Duri yang menyelimuti semua bagian makhluk laut ini cukup tajam untuk menusuk kulit, namun juga mudah patah. Akibatnya, saat kamu tak sengaja tertusuk, patahan duri-duri bisa menancap dan tertinggal di kulit bagian dalam. Sistem pertahanan diri yang kedua adalah pedicellarie, yaitu organ halus yang terletak di antara duri-duri landak laut. Sistem ini berfungsi untuk melepaskan racun ketika bulu babi menempel pada suatu objek, termasuk ketika hewan laut satu ini tak sengaja kamu injak. Itulah mengapa perlu pertol

Jangkrik: Ciri, Klasifikasi, Makanan, Habitat dan Cara Berternaknya

Jangkrik adalah serangga insekta yang memiliki hubungan dekat dengan belalang dan kecoa karena diklasifikasikan dalam ordo Orthoptera. Nama ilmiah jangkrik adalah Gryllus bimaculatus. Biasanya, serangga ini dapat ditemukan di sekitar halaman atau pekarangan rumah. Kehadiran j Gryllus bimaculatus yang aktif pada malam hari dapat dikenali melalui bunyi kerikannya yang khas. Pada siang hari, Gryllus bimaculatus bersembunyi di bawah batu, reruntuhan pohon, atau di dalam tanah. Serangga ini berkembang biak dengan cara bertelur. Gryllus bimaculatus betina meletakkan telurnya yang berbentuk seperti jarum. Gryllus bimaculatus mengalami metamorfosis yang tidak sempurna dalam siklus hidupnya. Dimulai dari telur, mereka menjadi Gryllus bimaculatus muda (nimfa) dan melalui beberapa kali stadium instar sebelum menjadi Gryllus bimaculatus dewasa (imago) yang ditandai dengan munculnya dua pasang sayap. Lantas seperti apa ciri ciri jangkrik, klasifikasi, makanan, habitat dan cara berternaknya. Yuk

Mengenal Leopard Gecko Lengkap dengan Ciri, Klasifikasi, Makanan, Habitat, dan Cara Merawatnya

Leopard Gecko (Eublepharis macularius) adalah salah satu hewan terkecil dunia atau reptil yang paling populer di dunia hewan peliharaan, dan bukan tanpa alasan. Reptil ini memiliki kombinasi penampilan yang menggemaskan, sifat yang ramah, dan perawatan yang relatif mudah, menjadikannya pilihan yang sempurna bagi pemula maupun pecinta hewan peliharaan berpengalaman.  Melalui artikel ini, penulis akan menjelajahi lebih dalam tentang Leopard Gecko, dari karakteristik fisik hingga panduan perawatan yang diperlukan.Yuk simak ulasannya secara lengkap di bawah ini. Ciri-Ciri Leopard Gecko Berikut ini beberapa ciri ciri umum dari Gecko yang perlu diketahui, antara lain: 1. Penampilan yang Menggemaskan Leopard Gecko dikenal dengan penampilannya yang menggemaskan. Mereka memiliki tubuh berwarna kuning atau cokelat dengan bintik-bintik berwarna hitam yang menyerupai kulit macan tutul. Kepala mereka besar, dan mata mereka besar dengan pupil vertikal yang khas. 2. Ukuran yang Kecil Leopard Gecko a